Raffles' Lieutenant-Governorship of Bencoolen

Oleh : Sumar Sastrowardoyo
Lady Raffles memerlukan empat bulan untuk pergi ke Bengkulu , yang dicapai pada tgl 22 Maret 1818. Tidak berhenti dalam perjalanan. Menulis kemudian di Memoarnya apa yang Raffles lakukan selama hari-hari yang panjang di laut, Sophia menulis: 'Sir Stamford Raffles tidak pernah beristirahat dalam pekerjaannya - ia secara teratur mencurahkan pagi-paginya untuk belajar, membaca dan menulis mengenai soal-soal yang serius sampai sore, waktu ia membaca keras-keras beberapa buku syair.

Kita tidak tahu penyair-penyair yang ia temukan sesuai dengan seleranya, akan tetapi bayangkan syair-syair romantis yang sesuai dengan sifatnya. Jika demikian, ia mempunyai banyak pilihan di antara teman-teman sejamannya, karena Wordsworth dan Coleride, Keats dan Shelly, Byron dan Scott, Landor dan Southey, Moore dan Crabble, semua hidup ada waktu itu.

Meskipun Raffles tidak pernah jenuh, kebosanan empat bulan di sebuah kapal kecil yang tidak pernah singgah di pelabuhan mungkin sangat besar. Akan tetapi suatu peristiwa yang dalam tempat untuk melahirkan mungkin luar biasa beratnya, sedikitnya suatu pelarian dari sifat yang membosankan. Sophia melahirkan seorang anak perempuan waktu mereka berada di arah selatan Teluk, untung di laut yang tenang. Dokter Raffles berada dengan dia dan dengan bantuan Nyonya Grimes Sophia lahir tanpa kecelakaan. Ia namakan bayi Charlotte, menurut nama Puteri (istana Inggeris).

Salah seorang teman Raffles adalah seorang bangsawan Melayu yang telah menemaninya dari Jawa, memberikan sebuah saran. Nama Melayu, Tanjung Segara (artinya bunga Lily Laut), yang paling sangat tepat, katanya. Demikianlah Charlotte diberi nama pula.

.....................................................................
Akan tetapi Raffles tidak datang ke Bengkulen untuk tidak berbuat apa-apa, empat bulan perjalanan, 14,000.000 mil, tidak berbuat apa-apa. Ia mempunyai banyak rencana di kepalanya. Sumatera adalah seribu mil panjangnya, wilayahnya dua kali Jawa dan merupakan bagian dari Kepulauan Timur di mana Belanda menyatakan hak kekuasaan raja secara umum. Mereka tidak pernah menduduki, dalam arti administratif, bagian apapun, dan hanya menyatakan kepeduliannya untuk memperolehh dari sultan-sultan yang memerintah seperti di Jawa, hasil-hasil bumi yang diminta di Eropa. Mereka mempunyai pos-pos pengumpulan sepanjang pantai.

Bagian-bagian tengah dari pulau dihuni oleh anggota-anggota suku, beberapa di antara mereka ganas, beberapa bahkan orang-orang yang makan daging manusia. Ujung baratlaut adalah kesultanan merdeka Aceh, suatu kerajaan yang kuat dan lebih maju.Bengkulen dipertahankan oleh Inggeris sebagai pos perdagangan sejak tahun 1685, waktu Belanda tidak mempersoalkan masuk mereka. Letaknya seratus dan delapanpuluh mil baratlaut Selat Sunda, di tengah ebidang tanah yang sempit, tiga ratus mil panjangnya, dikenal sejak semula sebagai cagar alam Inggeris.

Kotanya sendiri dilindungi oleh sebuah benteng yang dinamakan menurut nama Pangeran Marlborough. Pos perdagangan Inggeris ini dijalankan sama seperti garis-garis pemisah pos-pos Belanda.Kopi yang cukup, dengan harga yang cukup rendah untuk menjamin keuntungan yang bagus kalau diekspor, dibeli dengan persetujuan dengan kepala-kepala setempat, yang mewajibkan penduduk mereka untuk menanamnya. Merupakan kegagalan perdagangan. Ekspor kopi meninggalkan defisit tahunan sebesar L 100,000 pound sterling yang dihadapi oleh para pejabat di Kolkata (Calcutta).

Nilai Bengkulen hanya pelabuhan yang kadang-kadang disinggahi kapal-kapal Inggeris yang berlayar melewati Tanjung ke Tiongkok melalui Selat Sunda; tidak berguna untuk jalur Kolkata-Guangzhou (Canton) yang melewati Selat Malaka. Penduduk asing terdiri atas militer (pasukan kecil sepoy (prajurit-prajurit India, orang-orang hukuman yang diangkut dari India, kira-kira duaratus budak perusahaan, orang-orang India dari Kolkata dan imigran-imigran Tionghwa, berjumlah semua kira-kira 2,500. Penduduk pribumi berjumlah 7,500, miskin dan tidak senang.

Jad sistem yang berhubungan dengan perdagangan yang berlaku di Bengkulen, meskipun sistem Inggeris, adalah sama seperti yang dihentikan oleh Raffles di Jawa. Ia segera menghentikan sistem itu di Bengkulen juga. Tanam paksa kopi dan pembelian hasil panen kopi dengan harga rendah dihentikan oleh Raffles. Ia juga membebaskan budak-budak dan memperbaiki nasib para narapidana yang diangkut, dengan memberikan mereka tanah dan mendorong mereka untuk menikah dan menjadi penghuni tetap.

Penguasa-penguasa suku di pedalaman diundang ke Government House dan Raffles dijadikan teman-teman oleh Raffles. Agar perubahan-perubahan ini dikeetahui secara luas, ia memutuskan untuk mengadakan perjalanan ke pedalaman, meskipun tidak ada jalan, hampir tidak ada jalan setapak; hutan lebat, jarak di balik jarak gunung-gunung, sebagian besar belum diselidiki, terbentang ke pedalaman. Hal itu membuat perjalanan lebih menarik hati untuk Raffles sebagai seorang ilmuwan.

Ia memulai sebelum akhir bulan April, membawa Sophia dengannya, ahli tumbuh-tumbuhan Arnold, lima puluh kuli pengangkut barang dan suatu pengawal yang terdiri atas enam orang serdadu Melayu, meninggalkan Travers di Bengkulu untuk mewakilinya. Sepucuk surat dari Raffles bertanggal 11 Juli kepada Duchess of Somerset (isteri seorang Duke, seorang bangsawan Inggeris) menggambakan perjalanan yang pertama sampai tepi pantai sejauh sampai sebuah desa yang bernama Manna,limapuluh mil dari Bengkulen, dan dari sana ke pedalaman di gunung-gunung.

(bersambung).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar